Senin, 28 Desember 2009

LINGKUNGAN ORGANISASI

1. Lingkungan Ekstern Makro
Seorang manajer disamping harus meperhatikan baik kekuatan maupun kelemahan organisasinya ke dalam, ia juga harus mempertimbangkan unsur-unsur dan kekuatan-kekuatan serta kesempatan dari lingkungan ekternal dalam setiap kegiatannya. Bagaimanapun juga keadaan lingkungan selalu bergejolak, dan perubahan-perubahan yang terjadi dengan sendirinya akan berpengaruh terhadap organisasi.
Sebagai contoh, manejer mau-tidak- mau harus menghadapi situasi dan kondosi yang naik turun, peraturan-peraturan pemerintah yang baru, teknologi serta inovasinya yang senantiasa berkembang, yang semuanya mempengaruhi dan dipengaruhi oleh organisasi dan manajemen. Karenanya, manajemen ditunjuk untuk bersikap tanggap dan adaptif, selalui mengikuti dan menyesuaiakan diri dengan keadaan lingkungan.
Salah satu lingkunyan yang bersifat ”jauh” dan harus mendapat perhatian adalah lingkungan eksternal makro atau biasa disebut dengan ” lingkungan umum”. Lingkungan ini terdiri atas unsur-unsur di luar organisasi, yang sebagian besar tidak dapat dikendalikan dan berpengaruh dalam pembuatan keputusan manajer. Dari lingkungan ini, organisasi mendapatkan masukan-masukan yang dibutuhkan seperti bahan baku, tenaga kerja, dan enerji dari lingkungan ekternal yang kemudian ditranformasikan nenjadi output baik berupa produk maupu jasa dan selanjutnya diterima oleh lingkungan tersebut.
Lingkungan makro ini mencakup faktor-faktor: politik, ekomomi/demografi, sosial/budaya, teknologi, dan lingkungan alam. Sebagai contoh:

1 Faktor Politik. Yang termasuk di sini antara lain: kebijakan pemerintah, misalnya tentang upah buruh, pertanahan, tata-ruang dll. Faktor tersebut menentukan terhadap operasi perusahaan, dengan sendirinya ”iklim politik” ini harus mendapatkan perhatian dari manajer.

2 Faktor Ekonomi. Antara lain kebijaksanaan fiskal (pajak dan bea masuk), kebijaksanaan moneter seperti stingkat suku bunga bank, pembatasan/perluasan kredit bank, kredit prioritas, devaluasi. Iklim ekonomi ini perlu diketahui melalui peramalan, analisis dan diagnosa perubahan-perubahan ekonomi seperti kecenderungan inflasi atau deflasi, upah tenaga kerja, harga-harga bahan baku dll.

3 Faktor Sosial/Budaya. Lingkungan sosial-kebudayaan suatu masyarakat merupakan pedoman hidup yang menentukan bagaimana organisasi dan manajemen akan beroperasi. Lingkungan ini mencakup kepercayaan, nilai-nilai, sikap, pandangan serta pola hidup yang dibentuk oleh tradisi, pendidikan, etnis, demografis, geografis, agama serta kepercayaan dari sekelompok atau seluruh masyarakat tertentu.
Nilai-nilai dan kebiasaan masyarakat juga tercermin pada struktur organisasi perusahan dan mempengaruhi perasaan individu terhadap organisasi atau pekerjaan maupun wewenang yang dilakukan dalam orgnisasi. Karenanya manajer perlu mengantisipasi perubahan-perubahan ”iklim sosial” dan mengembangkan cara-cara untuk menghadapinya.
Perkembangan sosial tersebut dapat berefek positif maupu negatif terhadap organisasi. Sebagai contoh, efek negatif tuntutan kenaikan gaji karyawan dapat timbul berkat berkembangnya pendidikan. Efek positfnya, dengan berkembangnya pendidikan, organisasi/perusahan dapat merekrut kualifikasi pekerja yang sesuai dan tersedia di pasar kerja.

4 Faktor Teknologi. Teknologi mempunyai peran berarti di dalam suatu industri. Operasi produksi akan mempergunakan teknologi dalam menghasilkan produk atau jasa. Perubahan-perubahan teknologi, biasanya bersifat innovatif, dapat terjadi seketika dalam mempengaruhi perusahaan dan situasi persaingan. Dalam situasi seperti ini, manajer dituntut untuk mengembangkan produk, proses produksi dan cara-cara pemasarannya. Inovasi teknologi dapat menimbulkan posisi persaingan baru dalam industri-industri yang berbeda. Misalnya: foto film telah tergantikan oleh foto sistem digital; jam mekanik oleh jam digital; transmisi berita melalui pos disubstitusi oleh internet atau e-mail. Kesemuanya ini menunjukan bahwa manajer harus tanggap terhadap faktor lingkungan teknologi dan memperkirakan pengaruhnya pada organisasi serta melakukan peramalan teknologi.

5 Faktor Lingkungan Alam. Dengan majunya teknologi, aktifitas manajemen (produksi) dapat berdampak negatif terhadap lingkungan yang berupa pencemaran (polusi), limbah yang merusak lingkungan akan menjadi beban masyarakat. Dengan demikian haruslah pencemar tersebut yang harus menanggung beban bertanggung jawab atas perbuatan aktivitasnya. Karenanya organisasi harus peduli terhadap biaya lingkungan (”social costs”). Biaya ini mencakup biaya untuk membangun prasarana sosial bagi masyarakat di sekitar organisasi berada.
Tanggungjawab sosial terhadap lingkungan dapat diwujudkan dalam bentuk seperti: - penggunaan sarana produksi maupun produk yang tidak menimbulkan
polusi.
. - mengembangkan daur ulang (”recycling technology”).
- menyediakan dana untuk penelitian dan penanggulangan polusi.

2. Lingkungn Ektern Mikro
Lingkungan ekteren mikro merupakan faktor lingkungan yang lebih dekat dengan organisasi dari pada lingkungan makro, karena itu pengaruhnya lebih bisa terkontrol. Komponen-komponen lingkungan ini yang paling penting adalah para pesaing yang harus dihadapai, langganan (customer) yang harus dilayani, pasar tenaga kerja, lembaga keuangan, para pemasok (supplier) dan perwakilan-perwakilan pemerintah. Komponen lingkungan eksteren mikro kainnya yang juga relatif penting berpengaruh adalah saluran distribusi, media, asosiasi bisnis, organisasi politik yang semuanya ini berpotensi berpengaruh terhadap organisasi.
Komponen-komponen lingkungan mikro tersebut adalah sebagai berikut:

6 Pesaing (competitor). Lingkungan persaingan perusahaan tercermin dari tipe, jumlah dan norma-norma perilaku organisasi pesaing. Dengan memahami lingkungan ini, organisasi dapat mengetahui posisi persaingannya sehingga lebih mampu mengoptimalkan operasi-operasinya. Bilamana produk dan harga sama dengan pesaing, maka perbedaan-perbedaan harus diciptakan seperti dalam hal wadah, promosi pelayanan dll. Denagn pemahaman arena persaingan akan dapat diketahui kekuatan maupunkelemahan pesaing.
Tipe situasi persaingan lainnya adalah strukur pasar. Dengan struktur yang oligopolistik, maka penentuan harga mungklin secara diam-diam telah ditentukan oleh market leadernya. Atau mungkin industri ada dalam struktur monopoli jika memang produknya baru dan masih belum dikenal.

7 Langganan (customers). Langganan sangat mempengaruhi strategi, kebijaksanaan dan taktik-taktik pemasaran perusahaan. Langganan dapat berupa perorangan maupun organisasional selain pemerintah. Kesemuanya ini dapat berubah sehingga perlu diantisipasi untuk menentukan strateginya. Dalam situasi
Persaingan yang ketat, melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan langgananlah, perusahaan akan dapat menjaga kelangsungan hidupnya, berkembang dan mendapatkan keuntungan.

8 Pasar Tenaga Kerja (labor supply). Organisasi memerlukan sejumlah karyawan dengan berbagai keterampilan, sehingga perusahaan perlu berhubungan dengan menggunakan banyak saluran untuk menarik dan mendapatkan karyawan tersebut. Karyawan yang cakap bagi perusahaan yang sukses harus dipelihara dan dipertahankan. Tiga faktor yang penting berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan karyawan perusahaan, yaitu reputasi perusahaan di mata angkatan kerja, tingkat pertumbuhan angkatan kerja, dan tersedianya tenaga kerja sesuai dengan persyaratan yang dibutuhkan. Kondisi pasar tenaga kerja tertentu mungkin membatasi perusahaan dalam memperoleh tenaga kerja terampil dan bersedia ditempatkan di barbagai lokasi.

9 Lembaga-lembaga Keuangan. Lembaga ini seperti ban-bank komersial, bank-bank instansi, dan perusahaan-perusahaan asuransi termasuk pasar modal, untuk memperluas kegiatan usahanya. Kebutuhan akan dana dari lembaga keuangan dapat bersifat jangka pendek untuk keperluan operasionalnya, atau jangka panjang untuk membangun fasilitas baru dan membeli mesin-peralatan baru.

10 Para Pemasok (supplier). Untuk menghasilkan produknya perusahaan membutuhkan bahan baku, bahan pembantu, energi, pelayanan dan peralatan-peralatan yang diperoleh dari pemasoknya. Karena itu, organisasi akan tergantung pada para penyedia input/masukan-masukan di atas. Organisasi memperoleh masukan tersebut dapat melalui agennya ataupun manajer pembelian. Dalam hal ini organisasi perlu menilai reputasi, kemampuan, pelayanan, harga, potongan kuantitas beserta kualitasnya. .

11 Pemerintah. Pemerintah besarta perwakilan-perwakilannya (departemen) biasa mengeluarkan peraturan-peraturan yang harus diikuti oleh organisasi dalam operasinya, prosedur perijinan dan pembatasan lainnya dalam rangka melindungi masyarakat. Selain itu perwakilan pemerintah sering merupakan atau menjadi para penyedia dan kreditur besar bagi perusahaan.

Dalam lingkup manajemen strategik, lima kekuatan : pesaing baru (new competitor), daya tawar pembeli, daya tawar pemasok, ancaman barang substitusi, dan tingkat persaingan sesama pelaku di dalam industri (rivalry among firms) disebut dengan ”5 Porter’s Forces”, karena konsep ini dikembangkan oleh Michael E. Porter (1995). Peta persaingan industrial ini dapat digambarkan sebagai berikut:


3. Organisasi dan Lingkungan
Manajer dan organisasinya perlu memberikan respon terhadap lingkungn eksteren, baik melalui usaha untuk mempengaruhi lingkungan ekteren mikro maupun menganalisis atau meramalkan dapak lingkungan terhadap organisasi dan usaha penyesuaian dengan kecenderungan perubahan lingkungan ekteren makro.

12 Usaha mempengaruhi lingkungan eksteren mikro. Manajer harus memfokuskan perhatiannya pada komponen yang kritis bagi tujuan organisasi. Jika seluruh komponen lingkungan mikro ditangani tentunya akan menghabiskan waktu dan dana yang memang terbatas. Dengan memperhatikan variabel-variabel kunci, manajer dapat mencapai sasarannya dalam mempengaruhi lingkungan.
Berbagai teknik telah dikembangkan untuk mempengaruhi komponen lingkungan mikro. Iklan dapat digunakan untuk mempengaruhu langganan. Manajemen dapat mengadakan perjanjian dengan pemasok atau agen penyalur dengan persaratan-persyaratan tertentu seperti harga, kuantitas, kualitas serta waktu pengadaannya.

13 Peramalan (forecasting) dan lingkungan eksteren makro. Kelangsungan hidup perusahaan akan dipengaruhi oleh lingkungan makro. Karenanya kecenderungan perubahan lingkungan ini perlu diantisipasi melalui peramalan, dengan demikian usaha adaptasi terhadap perubahan tersebut dapat dilakukan oleh organisasi. Kecenderungan perkembangan lingkungan makro ini harus dipantau secara terus-menerus, agar manajer mampu mengembangkan posisinya yang kokoh menghadapi lingklungan tersebut.
Informasi mengenai lingkungan makro berdasarkan komponen-komponenya dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti publikasi-publikasi bisnis, jurnal-jurnal penelitian, laporan-laporan bank , laporan-laporan pasar modal, BPS-Badan Pusat Statistik. Selain itu informasi juga dapat diperoleh melalui penelitian untuk memperkirakan perubahan perkembangan elemen-elemen lingkungan. Jika informasi yang relevan telah diperoleh, maka organisasi dapat mengadakan peramalan tentang situasi perekonomian, kecenderungan iklim politik, dan lain-lain. Berbagai teknik peramalan telah tersedia seperti teknik statistik maupun ekonometrika, sehingga dari hasilperamalan ini, organisasi dapat menentukan arah atau strategi sehingga dapat dipersiapkan sejumlah kegiatan-kegiatan alternatif dan rencana-rencana kongkrit untuk di waktu yang akan datang.

14 Perencanaan, perancangan organisasi dan lingkungan. Untuk menyesuaikan organisasi dengan lingkungan eksternal, caranya adalah dengan melalui pengembangan dan implementasi rencana-rencana bagi organisasinya. Rencana-rencana ini dapat berjangka pendek ataupu berjangka panjang dengan ruang lingkupnya yang jelas. Rencana-rencana mewujudkan konsep dasar organisasi dan strategi-strategi akan mengikutinya untuk mencapai tujuan. Rencana-rencana strategik tidak hanya menjadi pedoman adaptasi organisasi terhadap lingkungan eksteren mikro dan makro, tetapi juga menuntut usaha-usaha organisasi untuk mempengaruhi perilaku faktor-faktor dalam lingkungan ekteren mikro.

Suatu tipe khusus penyesuaian manajerial terhadap lingkungan mencakup perubahan-perubahan dan struktur formal organisasi – aliran kerja, pola wewenang, hubungan-hubungan pelaporan diantara manajer. Bentuk penyesuaian ini sering disebut organizational design (perancangan organisasi).
Dari berbagai penjelasan sebelumnya, organisasi hendaknya menyesuaikan ini terhadap lingkungan lingkungan esteren makro maupun lingkungan ekteren mikro. Usha-usaha Rata Penuhpenyesuaian (adaptasi) ini tentunya akan memberikan dampak bagi lingkungan terutama sosial maupun ekonomi atas keputusan-keputusan yang ditetapkannya. Dengan demikian berarti organisasi maupun manajemen harus mempunyai tanggung jawab sosial. Aspek tanggung jawab ini merupakan syarat utama
Bagi berhasilnya perusahaan, terutama untuk jangka panjang. Disini manajer dituntut untuk mengimplementasikan etika berusaha (the ethics of managers), terutama hubungannya dengan langganan, karyawan, penemu teknologi, lembaga-lembaga pendidikan, perusahaan-perusahan lain, para penyedia, kreditur, pemegang saham, pemerintah dan masyarakat oada umumnya (stakeholder keseluruhan).
Etika berkenaan dengan pendapat tentang benar atau salah, lebih khusus, dengan kewajiban moral seseorang pada masyarakat. Etika ini merupakan sistem ungkapan-ungkapan yang menyangkut perilaku, perbuatan dan sikap manusia terhadap peristiwa-peristiwa yang dianggap penting dalam hidupnya. Penentuan etika benar dan salah adalah sulit, karena dalam kenyataan standar-standar moral berubah setiap waktu. Kelompok-kelompok yang berbeda dalam masyarakat yang sama mungkin mempunyai gagasan-gagasan tentang benar dan salah yang salaing bertentangan. Bagaimanapun etika para manajer akan mempengaruhi keputusan-keputusan kegiatan organisasi. Tentunya etika manajer harus mendasarkan diri pada nilai-nilai atau standar moral yang dianggap baik dan luhur dalam suatu lingkungan atau masyarakat.
Terdapat lima faktor yang mempengaruhi keputusan-keputusan pada masalah etika, yaitu: (1) hukum,
(2) peraturan-peraturan pemerintah,
(3) kode etik industri dan perusahaan,
(4) tekanan-tekanan sosial, dan
(5) tegangan antara standar perorangan dan kebutuhan organisasi.
Faktor-faktor tersebut mempengaruhi etika manajer dengan tingkatan dan pada bidang-bidang fungsi yang berbeda.
Dengan adanya tuntutan bagi manajer untuk mengikuti atau mentaati hukum dan standar-standar etika masyarakat serta harus menanggapi masalah-masalah sosial, maka akan membawa pada konsekuensi-konsekuensi sebagai berikut:
(1) sekarang banyak organisasi mengesampingkan maksimalisasi keuntungan sebagai tujuan utamanya beralih ke pemenuhan kebutuhan-kebutuhan masyarakat dengan perolehan keuntungan yang secukupnya.
(2) Pelaksanaan fungsi tanggung jawab sosial yang lebih baik, sekarang telah menjadi semacam srana untuk mencapai sukses organisasi.
Bagaimana para mananjer memelihara penanganan masalah-masalah sosial akan mencerminkan etika pribadinya, kebijaksanaan-kebijaksanaan organisasi, dan nilai-nilai soasial perusahaan pada periode waktu tertentu.