Kamis, 19 Agustus 2010

KONSEP INDUSTRI TENTANG PERSAINGAN

Pengelompokkan Industri

1. Jumlah Penjual dan Tingkat Diferensiasi

Dari karakteristik jumlah penjual dan tingkat diferensiasi menghasilkan 4 struktur industri.

- Monopoli Murni

Hanya satu perusahaan yang menyediakan produk atau jasa tertentu.

- Oligopoli

Sejumlah kecil perusahaan besar memproduksi produk mulai dari produk yang sangat terdiferensiasi hingga produk yang terstandarisasi.

- Persaingan Monopolistik

Banyak pesaing yang mampu mendiferensiasikan tawaran mereka secara keseluruhan atau sebagian.

- Persaingan Murni

Banyak perusahaan yang menawarkan produk dan jasa yang sama.

2. Hambatan-hambatan masuk, Mobilitas dan keluar

Hambatan-hambatan masuk yang utama :

- Persyaratan modal

- Skala ekonomis

- Persyaratan hak paten dan lisensi

- Kelangkaan lokasi

- Bahan baku

Hambatan Mobilitas :

Saat perusahaan berusaha memasuki segmen-segmen pasar yang lebih menarik

Hambatan-hambatan keluar :

- Tanggung jawab hukum dan moral

- Pembatasan pemerintah

- Nilai sisa aset yang rendah

- Kekurangan peluang alternatif

3. Struktur Biaya

4. Tingkat Integrasi Vertikal

5. Tingkat Globalisasi

MENGANALISIS PESAING

Secara umum setiap perusahaan harus memantau 3 variabel saat menganalisis pesaingnya.

-Pangsa Pasar : pangsa pesaing atas pasar sasaran

-Pangsa Ingatan : persentase pelanggan yang menyebut nama pesaing dalam menanggapi pertanyaan

-Pangsa Hati : persentase pelanggan yang menyebut nama pesaing dalam menanggapi pertanyaan (dengan pertanyaan berbeda)

POLA REAKSI

-Peasaing yang santai

Pesaing yang tidak bereaksi dengan cepat/kuat terhadap gerakan lawannya.

-Pesaing yang selektif

Pesaing yang bereaksi hanya terhadap jenis serangan tertentu.

-Pesaing harimau

Pesaing yang bereaksi dengan gesit dan kuat terhadap setiap jalur serangan.

-Pesaing tak terduga

Pesaing yang tidak menunjukkan pola reaksi yang dapat diramalkan.

Klarifikasi perusahaan menurut peran yang mereka mainkan di pasar sasaran :

4 Pemimpin Pasar (market leader) menguasai 40% pasar

4 Penantang Pasar (market challenger) menguasai 30 % pasar

4 Pengikut Pasar (market follower) menguasai 20 % pasar

4 Pengisi Relung Pasar (market nichers) menguasai 10 % pasar

STRATEGI PEMIMPIN PASAR

l Memperluas Pasar Keseluruhan

- Pemakai baru

Setiap kelas produk memiliki potensi untuk menarik pembeli yang tidak mengetahui tentang produk itu atau menolaknya karena harga atau keistimewaannya yang kurang.

- Pengunaan baru

Pasar bisa diperluas dengan menemukan dan mempromosikan penggunaan baru suatu produk.

- Penggunaan yang lebih sering

Meyakinkan orang untuk menggunakan lebih banyak produk itu pada setiap kali penggunaan.

l Mempertahankan Pangsa Pasar

- Pertahanan posisi

- Petahanan rusuk

- Pertahanan mendahului

- Pertahanan serangan balik

- Pertahanan bergerak

- Pertahanan mundur

l Memperluas Pangsa Pasar

3 hal yang perlu diperhatikan sebelum memperluas pangsa pasar

1. Kemungkinan timbulnya tindakan anti monopoli.

2. Biaya ekonomi

3. perusahaan mungkin melakukan bauran pemasaran (marketing mix) yang keliru dalam mengejar pangsa pasar yang lebih tinggi sehingga tidak meningkatkan laba.

STRATEGI PENANTANG PASAR

l Mendefinisikan Sasaran dan Lawan Strategis

- Menyerang pemimpin pasar

- Menyerang perusahaan seukuran yang tidak bekerja dengan baik dan kekurangan uang.

- Menyerang perusahaan kecil lokal dan regional.

l Memilih Strategi Penyerangan Umum

Ada 5 strategi penyerangan umum

- Serangan frontal murni

- Serangan rusuk

- Serangan mengepung

- Serangan menghindar

- Serangan gerilya

l Memilih Strategi Penyerangan Khusus

- Strategi diskon harga

- Strategi barang yang lebih murah

- Strategi barang yang bergengsi

- Strategi penganeka-ragaman produk

- Strategi inovasi produk

- Strategi peningkatan pelayanan

- Strategi inovasi distribusi

- Strategi pengurangan biaya produksi

- Strategi periklanan intensif

STRATEGI PENGIKUT PASAR

-Pemalsu (counterfeiter)

-Pengklon (cloner)

-Peniru (imitator)

-Pengadaptasi (adapter)

STRATEGI PENGISI CELAH PASAR

- Spesialis pemakai akhir

- Spesialis level vertikal

- Spesialis ukuran-pelanggan

- Spesialis pelanggan tertentu

- Spesialis geografis

- Spesialis produk atau lini produk

- Spesialis keistimewaan produk

- Spesialis kerja pesanan

- Spesialis mutu/harga

- Spesialis pelayanan

- Spesialis saluran

Jumat, 21 Mei 2010

Mencintai Sejantan Ali

Kisah ini diambil dari buku Jalan Cinta Para Pejuang, Salim A.Fillah

chapter aslinya berjudul “Mencintai sejantan ‘Ali”

Ada rahasia terdalam di hati ‘Ali yang tak dikisahkannya pada siapapun. Fathimah.
Karib kecilnya, puteri tersayang dari Sang Nabi yang adalah sepupunya itu, sungguh memesonanya.
Kesantunannya, ibadahnya, kecekatan kerjanya, parasnya.

Lihatlah gadis itu pada suatu hari ketika ayahnya pulang dengan luka memercik darah dan kepala yang dilumur isi perut unta.
Ia bersihkan hati-hati, ia seka dengan penuh cinta.
Ia bakar perca, ia tempelkan ke luka untuk menghentikan darah ayahnya.
Semuanya dilakukan dengan mata gerimis dan hati menangis. Muhammad ibn ’Abdullah Sang Tepercaya tak layak diperlakukan demikian oleh kaumnya!
Maka gadis cilik itu bangkit.
Gagah ia berjalan menuju Ka’bah.
Di sana, para pemuka Quraisy yang semula saling tertawa membanggakan tindakannya pada Sang Nabi tiba-tiba dicekam diam.
Fathimah menghardik mereka dan seolah waktu berhenti, tak memberi mulut-mulut jalang itu kesempatan untuk menimpali.
Mengagumkan!
‘Ali tak tahu apakah rasa itu bisa disebut cinta.

Tapi, ia memang tersentak ketika suatu hari mendengar kabar yang mengejutkan.
Fathimah dilamar seorang lelaki yang paling akrab dan paling dekat kedudukannya dengan Sang Nabi.
Lelaki yang membela Islam dengan harta dan jiwa sejak awal-awal risalah.
Lelaki yang iman dan akhlaqnya tak diragukan; Abu Bakr Ash Shiddiq, Radhiyallaahu ’Anhu.

”Allah mengujiku rupanya”, begitu batin ’Ali.
Ia merasa diuji karena merasa apalah ia dibanding Abu Bakr.
Kedudukan di sisi Nabi?
Abu Bakr lebih utama,
mungkin justru karena ia bukan kerabat dekat Nabi seperti ’Ali,
namun keimanan dan pembelaannya pada Allah dan RasulNya tak tertandingi.
Lihatlah bagaimana Abu Bakr menjadi kawan perjalanan Nabi dalam hijrah
sementara ’Ali bertugas menggantikan beliau untuk menanti maut di ranjangnya..
Lihatlah juga bagaimana Abu Bakr berda’wah.
Lihatlah berapa banyak tokoh bangsawan dan saudagar Makkah yang masuk Islam karena sentuhan Abu Bakr; ’Utsman, ’Abdurrahman ibn ’Auf, Thalhah, Zubair, Sa’d ibn Abi Waqqash, Mush’ab..
Ini yang tak mungkin dilakukan kanak-kanak kurang pergaulan seperti ’Ali.
Lihatlah berapa banyak budak muslim yang dibebaskan dan para faqir yang dibela Abu Bakr; Bilal, Khabbab, keluarga Yassir, ’Abdullah ibn Mas’ud..
Dan siapa budak yang dibebaskan ’Ali?
Dari sisi finansial, Abu Bakr sang saudagar, insyaallah lebih bisa membahagiakan Fathimah.
’Ali hanya pemuda miskin dari keluarga miskin.

”Inilah persaudaraan dan cinta”, gumam ’Ali.
”Aku mengutamakan Abu Bakr atas diriku, aku mengutamakan kebahagiaan Fathimah atas cintaku.”

Cinta tak pernah meminta untuk menanti.
Ia mengambil kesempatan atau mempersilakan.
Ia adalah keberanian, atau pengorbanan.

Beberapa waktu berlalu, ternyata Allah menumbuhkan kembali tunas harap di hatinya yang sempat layu.
Lamaran Abu Bakr ditolak.
Dan ’Ali terus menjaga semangatnya untuk mempersiapkan diri.
Ah, ujian itu rupanya belum berakhir.
Setelah Abu Bakr mundur,
datanglah melamar Fathimah seorang laki-laki lain yang gagah dan perkasa,
seorang lelaki yang sejak masuk Islamnya membuat kaum muslimin berani tegak mengangkat muka,
seorang laki-laki yang membuat syaithan berlari takut dan musuh-musuh Allah bertekuk lutut.
’Umar ibn Al Khaththab.
Ya, Al Faruq,
sang pemisah kebenaran dan kebathilan itu juga datang melamar Fathimah.
’Umar memang masuk Islam belakangan,
sekitar 3 tahun setelah ’Ali dan Abu Bakr.
Tapi siapa yang menyangsikan ketulusannya?
Siapa yang menyangsikan kecerdasannya untuk mengejar pemahaman?
Siapa yang menyangsikan semua pembelaan dahsyat yang hanya ’Umar dan Hamzah yang mampu memberikannya pada kaum muslimin?
Dan lebih dari itu,
’Ali mendengar sendiri betapa seringnya Nabi berkata,
”Aku datang bersama Abu Bakr dan ’Umar, aku keluar bersama Abu Bakr dan ’Umar, aku masuk bersama Abu Bakr dan ’Umar..”
Betapa tinggi kedudukannya di sisi Rasul, di sisi ayah Fathimah.

Lalu coba bandingkan bagaimana dia berhijrah dan bagaimana ’Umar melakukannya.
’Ali menyusul sang Nabi dengan sembunyi-sembunyi, dalam kejaran musuh yang frustasi karena tak menemukan beliau Shallallaahu ’Alaihi wa Sallam.
Maka ia hanya berani berjalan di kelam malam.
Selebihnya, di siang hari dia mencari bayang-bayang gundukan bukit pasir.
Menanti dan bersembunyi.
’Umar telah berangkat sebelumnya.
Ia thawaf tujuh kali, lalu naik ke atas Ka’bah.
”Wahai Quraisy”, katanya.
”Hari ini putera Al Khaththab akan berhijrah.
Barangsiapa yang ingin isterinya menjanda, anaknya menjadi yatim, atau ibunya berkabung tanpa henti, silakan hadang ’Umar di balik bukit ini!”
’Umar adalah lelaki pemberani.
’Ali, sekali lagi sadar.
Dinilai dari semua segi dalam pandangan orang banyak, dia pemuda yang belum siap menikah.
Apalagi menikahi Fathimah binti Rasulillah! Tidak.
’Umar jauh lebih layak.
Dan ’Ali ridha.

Cinta tak pernah meminta untuk menanti.
Ia mengambil kesempatan.
Itulah keberanian.
Atau mempersilakan.
Yang ini pengorbanan.

Maka ’Ali bingung ketika kabar itu meruyak.
Lamaran ’Umar juga ditolak.
Menantu macam apa kiranya yang dikehendaki Nabi?
Yang seperti ’Utsman sang miliarder kah yang telah menikahi Ruqayyah binti Rasulillah?
Yang seperti Abul ’Ash ibn Rabi’ kah, saudagar Quraisy itu, suami Zainab binti Rasulillah?
Ah, dua menantu Rasulullah itu sungguh membuatnya hilang kepercayaan diri.
Di antara Muhajirin hanya ’Abdurrahman ibn ’Auf yang setara dengan mereka.
Atau justru Nabi ingin mengambil menantu dari Anshar untuk mengeratkan kekerabatan dengan mereka?
Sa’d ibn Mu’adz kah, sang pemimpin Aus yang tampan dan elegan itu?
Atau Sa’d ibn ’Ubadah, pemimpin Khazraj yang lincah penuh semangat itu?

”Mengapa bukan engkau yang mencoba kawan?”, kalimat teman-teman Ansharnya itu membangunkan lamunan.
”Mengapa engkau tak mencoba melamar Fathimah? Aku punya firasat, engkaulah yang ditunggu-tunggu Baginda Nabi..”
”Aku?”, tanyanya tak yakin.
”Ya. Engkau wahai saudaraku!”
”Aku hanya pemuda miskin. Apa yang bisa kuandalkan?”
”Kami di belakangmu, kawan! Semoga Allah menolongmu!”

’Ali pun menghadap Sang Nabi.
Maka dengan memberanikan diri, disampaikannya keinginannya untuk menikahi Fathimah.
Ya, menikahi.
Ia tahu, secara ekonomi tak ada yang menjanjikan pada dirinya.
Hanya ada satu set baju besi di sana ditambah persediaan tepung kasar untuk makannya.
Tapi meminta waktu dua atau tiga tahun untuk bersiap-siap?
Itu memalukan! Meminta Fathimah menantikannya di batas waktu hingga ia siap?
Itu sangat kekanakan. Usianya telah berkepala dua sekarang.
”Engkau pemuda sejati wahai ’Ali!”, begitu nuraninya mengingatkan.
Pemuda yang siap bertanggungjawab atas rasa cintanya.
Pemuda yang siap memikul resiko atas pilihan-pilihannya.
Pemuda yang yakin bahwa Allah Maha Kaya.

Lamarannya berjawab, ”Ahlan wa sahlan!”
Kata itu meluncur tenang bersama senyum Sang Nabi.
Dan ia pun bingung.
Apa maksudnya?
Ucapan selamat datang itu sulit untuk bisa dikatakan sebagai isyarat penerimaan atau penolakan.
Ah, mungkin Nabi pun bingung untuk menjawab.
Mungkin tidak sekarang.
Tapi ia siap ditolak.
Itu resiko.
Dan kejelasan jauh lebih ringan daripada menanggung beban tanya yang tak kunjung berjawab.
Apalagi menyimpannya dalam hati sebagai bahtera tanpa pelabuhan.
Ah, itu menyakitkan.

”Bagaimana jawab Nabi kawan? Bagaimana lamaranmu?”
”Entahlah..”
”Apa maksudmu?”
”Menurut kalian apakah ’Ahlan wa Sahlan’ berarti sebuah jawaban!”
”Dasar tolol! Tolol!”, kata mereka,
”Eh, maaf kawan.. Maksud kami satu saja sudah cukup dan kau mendapatkan dua!
Ahlan saja sudah berarti ya. Sahlan juga. Dan kau mendapatkan Ahlan wa Sahlan kawan! Dua-duanya berarti ya!”

Dan ’Ali pun menikahi Fathimah.
Dengan menggadaikan baju besinya.
Dengan rumah yang semula ingin disumbangkan kawan-kawannya tapi Nabi berkeras agar ia membayar cicilannya.
Itu hutang.

Dengan keberanian untuk mengorbankan cintanya bagi Abu Bakr, ’Umar, dan Fathimah.
Dengan keberanian untuk menikah.
Sekarang.
Bukan janji-janji dan nanti-nanti.
’Ali adalah gentleman sejati.
Tidak heran kalau pemuda Arab memiliki yel,
“Laa fatan illa ‘Aliyyan! Tak ada pemuda kecuali Ali!”

Inilah jalan cinta para pejuang.
Jalan yang mempertemukan cinta dan semua perasaan dengan tanggungjawab.
Dan di sini, cinta tak pernah meminta untuk menanti.
Seperti ’Ali.
Ia mempersilakan.
Atau mengambil kesempatan.
Yang pertama adalah pengorbanan.
Yang kedua adalah keberanian.
Dan ternyata tak kurang juga yang dilakukan oleh Putri Sang Nabi,
dalam suatu riwayat dikisahkan
bahwa suatu hari (setelah mereka menikah)
Fathimah berkata kepada ‘Ali,
“Maafkan aku, karena sebelum menikah denganmu. Aku pernah satu kali merasakan jatuh cinta pada seorang pemuda”
‘Ali terkejut dan berkata, “kalau begitu mengapa engkau mau manikah denganku? dan Siapakah pemuda itu”
Sambil tersenyum Fathimah berkata, “Ya, karena pemuda itu adalah Dirimu”
Kisah ini disampaikan disini,
bukan untuk membuat kita menjadi mendayu-dayu atau romantis-romantis- an
Kisah ini disampaikan
agar kita bisa belajar lebih jauh dari ‘Ali dan Fathimah
bahwa ternyata keduanya telah memiliki perasaan yang sama semenjak mereka belum menikah tetapi
dengan rapat keduanya menjaga perasaan itu
Perasaan yang insyaAllah akan indah ketika waktunya tiba

Senin, 25 Januari 2010

Analisis Persaingan dan Strategi Bersaing

Pasar Bersaing
• Menurut Porter terdapat lima kekuatan yang menentukan kemenarikan pasar :
– Threat of intense segment rivalry
– Ancaman pendatang baru
– Ancaman produk pengganti
– Ancaman meningkatnya kekuatan bargaining konsumen
– Ancaman meningkatnya kekuatan bargaining supplier

Struktur Industri :
1. Monopoli Murni
Hanya ada satu perusahaan yang menawarkan produk yang tidak terdiferensiasi dalam satu wilayah
– Tak diatur
– Diatur (oleh undang-undang)
Contoh: Kebanyakan utilitas perusahaan

2. Oligopoli Murni
Ada sedikit perusahaan yang memproduksi komoditas yang identik secara esensial dan terdapat sedikit diferensiasi
Biaya yang rendah merupakan kunci untuk mencapai keuntungan
Contoh : Minyak

3. Oligopoli Terdiferensiasi
Terdapat sedikit perusahaan yang memproduksi barang yang terdiferensiasi secara parsial
Diferensiasi dilakukan berdasar atribut kunci Harga premium dapat dikenakan
Contoh : mobil mewah

4. Persaingan Monopolistik
Banyak perusahaan yang mendiferen-siasi barangnya secara keseluruhan Segmentasi pasar yang baik adalah kunci suksesnya
Contoh : Bir, restoran

5. Persaingan Murni
Banyak pesaing yang menawarkan produk yang sama Harga sama karena tidak adanya diferensiasi
Contoh : susu yang dijual petani, jagung, dll


Sistem Intelijen Bersaing
• Analisis nilai membantu perusahaan memilih pesaing yang akan di serang dan yang akan diabaikan
– Konsumen mencoba mengenali dan memeringkat kepentingan atribut dalam keputusan pembelian untuk perusahaan dan persaingan
• Menyerang pesaing yang kuat, dekat, dan buruk akan paling bermanfaat Menyeimbangkan Orientasi Pelanggan dan Pesaing
• Perusahaan yang berorietasi pesaing mengevaluasi apa yang dilakukan oleh pesaing, kemudian merumuskan reaksi untuk bersaing
• Perusahaan yang berorientasi konsumen memusatkan perhatian pada pengembangan pelanggan ketika merumuskan strategi

Merancang Strategi Bersaing
Strategi Utama
• Pemimpin-pasar - Memperluas pasar keseluruhan
- Mempertahankan market share

• Penantang Pasar - Pertama tentukan sasaran strategis dan lawan-lawan
- Pilih strategi penyerangan umum
- Pilih strategi penyerangan khusus

• Pengikut pasar - Peniruan mungkin lebih efektif daripa-da inovasi
- Empat strategi :
- Counterfeiter
- Pengganda
- Peniru
- Pengadaptasi

• Pengisi relung - Keahlian utama :
• Pengguna akhir
• Vertical-tingkat
• Ukuran-konsumen
• Konsumen khusus
• Geografis
• Produk/ lini produk
• Fitur Produk
• Job-shop
• Kualitas - harga
• Layanan
• Saluran



ANALISIS PERSAINGAN KARAKTERISTIK PERUSAHAAN
PEMIMPIN PASAR
- Memiliki market share yang terbesar (40%) dalam pasar produk relevan.
- Lebih unggul dari perusahaan lain dalam hal pengenalan produk baru, perubahan Harga, cakupan distribusi, dan intensitas promosi.
- Merupakan pusat orientasi pesaing.
CARA MENGGARAP PEMIMPIN PASAR
• Mencari pemakai baru
• Mencari kegunaan baru
• Mendapatkan pencapaian tingkat pengunaan lebih tinggi / banyak



ANALISIS PERSAINGAN KARAKTERISTIK PERUSAHAAN
PENANTANG PASAR
- Merupakan perusahaan besar dari sudut pandang volume penjualan dan laba –(market share 30%).
- Selalu berupaya menemukan kelemahan pemimpin pasar lalu menyerangnya.
- Biasanya juga memusatkan perhatian pada akuisisi perusahaanperusahaan yang lemah.
CARA MENGGARAP PENANTANG PASAR
• Menyerang frontal
• Serangan menyamping
• Serangan lintas
• Serangan gerilya

ANALISIS PERSAINGAN KARAKTERISTIK PERUSAHAAN
PENGIKUT PASAR
- Selalu mencoba menonjolkan ciri khasnya pada target pasar.
- Memilih untuk meniru strategi pemimpin dan penantang pasar daripada menyerang mereka.
- Biasanya margin laba cukup tinggi karena biaya inovasi relatif rendah.
CARA MENGGARAP PENGIKUT PASAR
• Adapter
• Menghindari serangan frontal

ANALISIS PERSAINGAN KARAKTERISTIK PERUSAHAAN
PENGISI CERUK PASAR
- Umumnya berspesialisasi secara geografis.
- Merupakan perusahaan dengan daya beli cukup besar.
- Mampu mempertahankan diri dari pesaing dengan ‘customer goodwill’ yang dibinanya.
CARA MENGGARAP PENGISI CERUK PASAR
• Spesialis pemakai akhir
• Spesialis vertikal
• Spesialis ukuran pelanggan
• Spesialis pelanggan tertentu
• Spesialis geografis
• Spesialis produk dan lini produk
• Spesialis karakteristik produk
• Spesialis pesanan
• Spesialis kualitas / harga
• Spesialis jasa
• Spesialis saluran distribusi


Strategi persaingan
1. Overall Low-Cost Provider (Penyedia Biaya Rendah).
2. Broad Differentiation (Diferensiasi Luas).
3. Focused Low-Cost Provider(Penyedia Biaya Rendah Fokus).
4. Focused Differentiation (Differensiasi Luas Fokus).
5. Best-Cost Provider(Penyedia Biaya Terbaik)

STRATEGI PENYERANGAN:
1. Serangan frontal
serangan penuh dan langsung terhadap kekuatan pesaing terhadap:
- harga
- promosi
- distribusi
2. Serangan samping
serangan tidak berhadapan langsung dengan lawan. Serangan melalui sisi kelemahan.
3. Serangan melambung
melakukan serangan secara tidak langsung. Melakukan diversifikasi produk yang tidak terkait. Memasuki pasar wilayah-wilayah yang baru.
4. Serangan Gerilya
Penantang melakukan serangan secara kecil-kecilan dan terbatas.
- Penantang tidak memiliki kekuatan yang memadai, terutama dalam hal keuangan.
- Serangan dilakukan secara berkala untuk menggoyahkan posisi lawan.
Serangan dapat dilakukan dengan cara:
• penurunan harga secara selektif pada produk tertentu.
• pembajakan eksekutif pesaing.
• ledakan promosi besar-besaran

Minggu, 10 Januari 2010

STATISTIKA EKONOMI

Filosofi Statistik


PENELITIAN; Pendakatan KUANTITATIF (Mainstream)

a. Methods

Experiments (quasi), survey research, structered observation and interviewnig, data sets

b. Concept Assosiated with the Approach

Variable, reliability, validity, statistically, significant, hypothesis


HIPOTESIS :

Å Komparatif

Å Asosiatif (Korelasional) :

` Korelasi (Nonkausal)

` Model Kausalitas (Fungsional)

PENDEKATAN STATISTIK

- STATISTIK DESKRIPTIF; Mean, Median Modus, Frekuensi, Standar Deviasi, Varians, Covarians, dll

- PENDEKATAN KOMPARATIF; Uji Proporsi, Chi-Squared, Uji Beda, Anova, dll

- PENDEKATAN ASOSIATIF (KAUSALITAS); Regresi, Faktor, Analisis Jalur, Persamaan Terstruktur, dll

Pendekatan Asosiatif

- Menggambarkan hubungan kausalitas antar variabel

- Memiliki dua atau lebih variabel yang saling berasosiatif

- Menggambarkan hubungan langsung maupun tidak langsung

Variabel tergantung adalah variabel yang tercakup dalam hipotesis penelitian, keragamannya dipengaruhi oleh variabel lain

Variabel bebas adalah variabel yang yang tercakup dalam hipotesis penelitian dan berpengaruh atau mempengaruhi variabel tergantung

Variabel antara (intervene variables) adalah variabel yang bersifat menjadi perantara dari hubungan variabel bebas ke variabel tergantung.

Variabel Moderator adalah variabel yang bersifat memperkuat atau memperlemah pengaruh variabel bebas terhadap variabel tergantung

Variabel pembaur (confounding variables) adalah suatu variabel yang tercakup dalam hipotesis penelitian, akan tetapi muncul dalam penelitian dan berpengaruh terhadap variabel tergantung dan pengaruh tersebut mencampuri atau berbaur dengan variabel bebas

Variabel kendali (control variables) adalah variabel pembaur yang dapat dikendalikan pada saat riset design. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara eksklusi (mengeluarkan obyek yang tidak memenuhi kriteria) dan inklusi (menjadikan obyek yang memenuhi kriteria untuk diikutkan dalam sampel penelitian) atau dengan blocking, yaitu membagi obyek penelitian menjadi kelompok-kelompok yang relatif homogen.

Variabel penyerta (concomitant variables) adalah suatu variabel pembaur (cofounding) yang tidak dapat dikendalikan saat riset design. Variabel ini tidak dapat dikendalikan, sehingga tetap menyertai (terikut) dalam proses penelitian, dengan konsekuensi harus diamati dan pengaruh baurnya harus dieliminir atau dihilanggkan pada saat analisis data.

Pemodelan Statistik

Pemodelan Statistik merupakan upaya memodelkan permasalahan kedalam konsep statistik

PENGERTIAN

Model adalah suatu konsep yang digunakan untuk menyatakan sesuatu keadaan (permasalahan) ke dalam bentuk simbolik, ikonik atau analog. Pada hakekatnya model adalah pewakil realitas, oleh karena itu wujudnya harus lebih sederhana.

Pemodelan statistika : upaya memodelkan permasalahan ke dalam konsep statistika

(1) Ubah pernyataan ke dalam lambang statistika

(2) Pemilihan metode analisis yang tepat

(3) Aplikasi metode secara benar

Beberapa metode analisis (sebagai model statistika), di dalamnya masih mengandung langkah pemodelan lebih lanjut

(1) Analisis regresi

(2) Analisis path

(3) Sistem persamaan simultan

(4) SEM (structural equation modeling). Untuk SEM akan dibahas lebih terinci pada bab berikutnya dan merupakan core dari tulisan ini.